ParkirInap di Bandara Juanda Surabaya April 20, 2014 Dapatkan link; Facebook; Twitter; Pinterest; Aplikasi Lainnya; Suasana cek in di Terminal 2 Juanda Airport: Home airport baru kami, bandara Juanda Surabaya terminal 2 mulai beroperasi 14 Februari 2014, tepat ketika Gunung Kelud meletus. Waktu itu, bandara yang baru saja dibuka, terpaksa
ParkirInap di Bandara Juanda Surabaya - Hallo sahabat DAPUR EMAK, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Parkir Inap di Bandara Juanda Surabaya, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Indonesia, Artikel Jawa, Artikel penerbangan, Artikel Surabaya, Artikel Tips, Artikel transportasi, yang
Suasana cek in di Terminal 2 Juanda Airport Home airport mentah kami, bandara Juanda Surabaya terminal 2 mulai beroperasi 14 Februari 2022, tepat ketika Argo Kelud meledak. Hari itu, bandara yang baru saja dibuka, terpaksa ditutup pun. Seluruh penerbangan dibatalkan, tertera penerbangan kami ke Johor Bahru. Selepas mengganti jadwal terbang, kami pun berpeluang mencoba bandara plonco ini. Saya dengan pedenya bilang ke Si Ayah bahwa terminal 2 letaknya di sebelah terminal 1. Mobil kami pun melenggang ke setopan 1 dan rencananya kami akan parkir inap di sana. Ternyata oh ternyata, letak terminal 2 ini jauh banget bermula terminal 1. Dan karena ini Indonesia, enggak ada sky train alias moda transport cepat apapun nan menghubungan terminal 1 dan 2. Mesti sekelumit jam dalam kondisi jalan gaduh. Saya uring-uringan karena kondisi jalan menuju bandara Juanda terminal 2 ini jelek banget, urut-urutan kampung, tanpa visiun arah. “Jalan ini lurus, pasung kiri, trus belok kiri sekali lagi. Itu lho, tamatan bandara Juanda lama, puspenerbal.” Seperti itu kira-kira kalau kita cak bertanya kronologi ke cucu adam, dikiranya semua orang senggang letak bandara lama yang sekarang menjadi bandara baru setelah direnovasi. Saya mengasihani minimnya informasi bandara yunior ini. Bahkan di website resminya, tidak ada amanat lokasi. Ketika mencari tahu adapun parkir bermalam pun, saya enggak menemukan info segala apa-segala apa. Akun twitter jamak mereka juga bukan merespon ketika ditanya. Meh! Minimal, takdirnya info di website belum beres, petunjuk jalan di lapangan sudah harus ada. Saya bukan menemukan satu papan petunjuk kembali, dari setopan 1 ke terminal 2. Satu-satunya clue’ bahwa kita mengarah jalan nan benar yaitu gerbang besar Pusat Penerbangan TNI AL puspenerbal. Berikut kar dari bandara Juanda halte 1 dan 2. Pron bila ya, mereka akan membuat sky train? Dari T1 ke T2 sapta km, seketul jam. Begitu mengintai gerbang T2, saya mulai sreg. Tampak semenjak asing memang sepan bagus. Nggak kalah dengan bandara di Sydney. Ikut ke pintu parkir otomatis, kami mencekit tiket. Lain ada petugas yang bisa ditanyai apakah bisa parkir menginap, letaknya di mana dan berapa biayanya. Baiklah, kami nekat saja, cari parkir biasa dan langsung timbrung buat cek in. Gedung bandara baru terasa luas dan bertambah puas. Di asing bangunan, meski ada tanda tidak dapat merokok, sejumlah orang taat merokok. Ya gimana ya, memang sudah tradisi warisan kakek moyang? p Kami juga mengintai ada fasilitas air siap minum, fountain persis yang kami temui di Australia dan Singapura. Big A senyum-senyum tak berkeyakinan. “Is it really safe to drink?” Padahal biasanya dia spirit minum bermula pancuran 😀 Dekorasi toko-toko yang ada di luar konter cek in tampak baru dan cemerlang. Kami minimal suka dengan toko Bon Bon, dengan mas-mas bercelemek pink. Gorjes! Medan cek in juga luas dan nyaman. Setelah cek in, kami menanjak ke atas membidik imigrasi dan ruang tunggu. Sebelum imigrasi, ada pemeriksaan keamanan, dipisah antara pria dan perempuan. Saya bukan masalah dengan pemisahan ini, karena memang dara akan diperiksa petugas perempuan kalau perlu. Sekadar sekadar karena precils dua-duanya perempuan, saya jadi lebih repot, harus saya yang bopong momongan-anak. Solusinya, tas serahkan semua ke Si Ayah, biar saya melenggang badan aja, bareng dengan anak-anak tentunya. Pemeriksaan imigrasi lancar, namun ada dua konter, tapi memang antrean pas tidak banyak. Sampai kami ke sana akhir April, baru sejumlah toko nan buka setelah imigrasi. Duty Free belum buka, penukaran uang lelah kembali belum ada. Hanya ada starbucks, burger kings, hokben dan beberapa palagan makan lainnya. T2 Juanda ini dibuka lakukan mengurangi barang bawaan T1 yang mutakadim penuh banget. Terminal 1 teguh beroperasi melayani penerbangan lokal, sementara Setopan 2 menyervis penerbangan tempatan untuk airline tertentu dan semua penerbangan sejagat. Berikut daftar sindikat di Juanda Airport. Halte 1 Domestik Citilink, Lion Air, Menggambar Air, Wings Air, Kaltstar, Trigana, Sriwijaya, Express Air. Terminal 2 Domestik Garuda Indonesia, Air Asia, Mandala Tiger Air Internasional Garuda Indonesia, Air Asia, Mandala Tiger Air, Lion Air, Jetstar/Valuair, Silk Air, Singapore Airlines, Cathay Pacific, Royal Brunei Airlines, Saudia, Eva Air, China Airlines. Yang saya senangi di T2 ini, semua pesawat dilengkapi garbarata atau belalai gajah, jadi tidak terbiasa naik jebluk jenjang, maupun bahkan harus panjat bis ke landasan karena parkirnya jauh. Fasilitas seperti ini telah sepantasnya, karena Juanda ini teragendakan airport yang pajaknya paling mahal, Rp kerjakan domestik dan Rp untuk penerbangan jagat rat. Jadi, jangan seneng dulu kalau bisa tiket murah ke LN dari bandara Juanda, masih harus bayar 200 ribu, hehehe. Pulangnya, ada travelator yang mendukung kita berjalan menuju imigrasi. Travelator ini suntuk kondusif bikin orang-orang tua dan anak-momongan dan Emak-emak yang males p. Layanan imigrasi sekarang pun lebih cepat, lebih banyak konter nan dibuka. Pasca- imigrasi, pemeriksaan custom/cukai lagi cepat. Setelah menyerahkan kartu kesanggupan, berisi deklarasi komoditas-barang yang kita dukung, seluruh tas penumpang tinggal dilewatkan ke pemeriksaan X-Ray. Surprise, toilet bau kencur di T2 Juanda ini lebih bagus berasal bandara Senai dan Penang. Hore! Di hampir gapura keluar, mutakadim terserah layanan pemesanan taksi dengan argo. Bagus lah, memang kayaknya bandaranya jadi lebih baik. Terlampau asap rokoknya itu lho… Nggak tau deh bagaimana mengendalikan tradisi’ yang satu ini. travelator imigrasi pemesanan taksi Alhamdulillah, mobil kami masih suka-suka di tempat parkir, setelah dua hari ditinggal. Biaya parkir mentah kami ketahui sehabis kami melewati loket parkir. Untuk 44 jam, kami membayar Rp Sementara itu pengalaman kami yang kedua, masuk Jumat pagi jam 8 dan keluar Ahad burit jam 4, bayar Rp Coba deh hitung sendiri berapa tarif per jam maupun per harinya Kami lain begitu peduli, nan penting kami sempat bahwa parkir menginap di T2 Juanda memang bisa, cukup gampang, nyaman dan aman. Tarif parkir mengendong lebih murah tinimbang kalau naik taksi pp ke rumah. Tentu doang, kalau dibandingkan tarif parkir di Sydney airport, Juanda murah banget. Di Sydney, Rp AUD 7 sahaja bisa untuk parkir setengah JAM p We love Surabaya! ~ The Emak Follow travelingprecil
. 107 260 173 72 76 258 154 147