KOMPOR ALTERNATIF Kompor dengan bahan bakar oli bekas dan air garam saat dilakukan uji coba. /RACHMAD RHOMADHANI/RADAR KALTARA Di rumah, kompor menjadi salah satu perlengkapan yang wajib ada di dapur. Namun, jika biasanya kita melihat kompor dengan bahan bakar minyak tanah ataupun gas, berbeda halnya pada kompor yang penulis temui kali ini. Kompor ini justru berbahan bakar oli bekas dan air garam. RACHMAD RHOMADHANI OLI bekasdari kendaraan biasanya sering kita temui banyak yang terbuang begitu saja. Mengapa? Karena memang dari kata bekas itu menandakan dari pemanfaatannya yang dianggap sudah tak ada lagi. Namun, siapa menyangka di tangan–tangan kreatif penggiat lingkungan dan barang bekas. Oli bekas itu justru menjadi sesuatu yang memiliki manfaat. Bagaimana tidak, dari oli bekas tersebut justru dapat dijadikan bahan bakar pengganti dari minyak tanah ataupun gas pada umumnya. “Daripada oli bekas itu dibuang begitu saja. Ya, awal dari situlah kita mulai memikirkan cara bagaimana oli bekas dapat tetap bermanfaat,” ungkap Sumarsana salah seorang penggerak kompor unik saat mengawali perbincangan kepada penulis kemarin 13/6. Bahkan, dari perbincangan yang cukup hangat kepada penulis. Sumarsana mengaku bahwa diklaim kompor uniknya itu pun lebih irit. Dan tentunya, dari kompor itu mampu menyaingi kompor pada umumnya. Ya, karena memang kompor hasil karya yang juga sebagian besar dari barang bekas itu. Mampu mengeluarkan kobaran api yang cukup besar dan bewarna biru. Ini tentu tak ubahnya seperti kompor gas yang ada di setiap rumah tangga. “Kompor ini apinya warna biru. Tapi, ini ada triknya mengapa bisa bewarna biru dan bukan hitam. Padahal, oli bekas itu jelas warnanya hitam melekat,” ujarnya seraya mulai menguji coba kompornya bersama penggiat lainnya. Di hadapan penulis pun uji coba kompor itu dilakukan. Dan sembari menunggu api itu membiru, Sumarsana menjelaskan bahwa warna biru itu dari adanya air garam grasak. Yang mana, dari percampuran dua bahan tersebut yang membuat apinya membiru. “Kalau secara kimia saya belum paham betul. Hanya, ini dari uji coba yang ada berhasil. Bahwa memang air garam itu mampu membuat api menjadi biru,” katanya. Diceritakannya juga, kompor unik yang dirancangnya itu secara umum dari barang bekas. Misalnya, pada tangki dan rangkaian besi yang menuju pada tungku. Di mana semua itu dari barang bekas yang tentunya tak terpakai lagi, atau tepatnya dari bekas mesin rumput yang sudah rusak. “Ini dari tangki mesin rumput yang rusak. Nah, daripada dibuang sehingga dijadikan tempat bahan bakarnya. Tentunya, itu memiliki manfaat bukan,” ucapnya sembari menunjukkan tangki tersebut. Alhasil, uji coba pun terus berlangsung. Dari pantauan penulis, pertama pada tungku yang terbuat dari tanah liat, terlebih dahulu dimasukkan sekam atau kayu-kayu kecil. Tujuannya yakni agar terdapat bara apinya dahulu. Dan dengan adanya blower sebagai pendorong dari dua campuran bahan oli bekas dan air garam. Api pun mulai muncul dan perlahan warna menjadi biru. Diketahui, dalam metode ini tak harus menggunakan blower. Melainkan, kipas angin biasa ataupun kipas bekas dari AC yang tak terpakai pun dapat dijadikan alternatif pengganti dari blower. “Ini karena adanya blower saat kami mendesain. Ya, sehingga memang menggunakan yang ada dulu. Ke depannya, untuk lebih menghemat anggaran. Maka, bisa saja menggunakan kipas bekas AC yang tak terpakai lagi,” terangnya. Tak hanya itu, lanjutnya, sebenarnya untuk tungku yang ada bahwa dari drum bekas pun dapat menjadi alternatif. Hanya, memang tergantung dari tempat di mana kompor itu berada. Apakah pada ruang yang cukup luas ataupun sebaliknya. “Drum bekas kita ada, tapi karena memang desain kompor ini akan digunakan ke ruang yang sempit. Sehingga menggunakan tungku tanah liat yang ukurannya seperti kompor pada umumnya,” katanya. Meski, pihaknya tak menampik bahwa dari hasil karya itu tetap akan ada penyempurnaan. Misalnya, dengan lebih mengubah desain pada pipa besi yang ada dengan bentuk melingkar. Asal, tetap tak terlalu dekat dengan api pada tangki dan blowernya. “Ini percobaan pertama. Tapi, kita akan tetap lakukan penyempurnaan kembali. Hanya, mengenai teknis api yang sudah berwarna biru, itu sudah membuahkan hasil yang baik menurut kami,” ucapnya kembali. Dari pantauan penulis, kompor unik itu memang dari segi desain memang masih cukup ribet. Namun, fungsi dari kompor sendiri sudah dapat terpenuhi secara baik. Termasuk, tempat tungku sebagai kuali dan ceret air. Penempatannya sudah baik dan benar. Dan dari penjelasan Sumarsana, dalam satu tangki oli bekas dan air garam yang masing-masing berkisar 1,5 liter. Itu dapat memasak air hingga lima kali. Artinya, itu jauh lebih irit dibandingkan dengan kompor pada umumnya. “Tapi, sekali lagi kami akan lakukan penyempurnaan. Mudah-mudahan ke depan akan jauh lebih baik lagi,” tuturnya. Ditanya mengenai cara mengatur besar ataupun kecilnya api? Ia mengatakan bahwa ada pada keran sebagai kuncinya. Namun, tetap dalam mengatur keran terdapat aturan sendiri agar seimbang antara keluarnya oli bekas dan air garam. Pasalnya, jika tak seimbang api akan menjadi hitam. Tentu ini akan berpengaruh pada masakan di atas tungku tersebut. Salah satunya masalah aroma yang ditimbulkan dari oli bekas tersebut. “Aturannya 2/3. Maksudnya yaitu dua air garam dan tiga oli bekas. Jadi, api itu tetap seimbang. Jangan sampai berlebih, oli bekas yang keluar jauh lebih banyak ketimbang air garam,” jelasnya. Ditambahkannya juga, sejauh ini dalam pembuatan kompor unik itu sendiri. Ia mengaku bahwa tak kurang dari 1 hari. Ini asalkan bahan-bahan yang ada sudah tersedia sebelumnya. Sehingga proses pembuatannya pun tak membutuhkan waktu lama. “Setengah hari sudah selesai, karena memang harus dilas dahulu untuk menyatukan antar sisinya,” ucapnya. Lebih lanjut, untuk nama kompor uniknya itu sendiri. Sumarsana mengaku memang untuk nama masih dipikirkannya terlebih dahulu. Hanya, jika melihat dari sejarah pembuataannya, yang mana nama dari kompor unik itu yakni Kompor Subur Mulya. Mengenai alasannya sendiri? Ia menjelaskan bahwa itu karena memang pembuat gagasannya itu terdapat sosok 4 orang, termasuk dirinya. Meliputi, Sumarsana, Burhanuddin, Mahmudin dan Ibu Yulia. “Namanya ini Kompor Subur Mulya, karena memang ini diambil dari singkatan para penggagasnya,” tutupnya. rt
CARAMEMBUAT BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK. Artikel YUNI ERLITA, S.Pt Sumber energi alternatif telah banyak ditemukan sebagai pengganti bahan bakar minyak, salah satunya adalah Biogas. Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa
Konfigurasi transistor kali ini akan sedikit lebih sederhana dalam segi perhitungan. Konfigurasi transistor kali ini disebut konfigurasi penguat common-kolektor. Perhatikan gambar skematiknya dibawah ini. Penguat common-kolektor konfigurasi rangkaian seperti ini disebut konfigurasi common-kolektor karena mengabaikan baterai power supply kedua sumber sinyal dan beban menjadikan kolektor sebagai titik atau terminal koneksi common. perhatikan gambar dibawah ini. Kolektor sebagai common gambar diatas menjelaskan kalau beban resistor pada circuit penguat amplifier common-kolektor menerima kedua arus, yaitu arus basis dan arus kolektor. Ini berarti beban akan menerima arus emitor, dimana arus emitor itu merupakan penjumlahan arus basis dan arus kolektor. Jadi masuk akal kalau menganggap amplifier common-kolektor ini memiliki keuntungan dalam jumlah arus, yaitu arus yang lebih besar bila dibandingkan dengan konfigurasi penguat transistor yang lainnya. Sekarang kita coba untuk analisis sirkuit penguat common-kolektor ini, untuk melihat apa yang unik tentang sirkuit penguat amplifier ini. perhatikan gambar rangkaian dibawah ini. menganalisa penguat common-kolektor common-kolektor tegangan output sama dengan tegangan input dikurangi 0,7 volt Berbeda dengan penguat common-emitor yang telah dibahas pada artikel sebelumnya, yang dimana tegangan output berbanding terbalik dengan meningkatnya tegangan input. Pada penguat common-kolektor, tegangan output tersebut berbanding lurus dengan tegangan input. Dengan kata lain, tegangan output akan meningkat saat tegangan input meningkat. Selain itu tegangan output hampir sama dengan tegangan input, hanya berbeda sekitar 0,7 volt. Inilah uniknya dari penguat common-kolektor, yaitu tegagan output hampir sama dengan tegangan input. Penguat amplifier ini memiliki keuntungan tegangan yang hampir persis kesatuan 1, atau 0 dB. Hal ini berlaku untuk transistor dengan semua nilai β dan resistor beban dengan semua nilai resistansi. Sangat sederhana sekali bila kita ingin memahami mengapa tegangan output hampir sama dengan tegangan input. Perhatikan gambar model transistor dioda-sumber arus dibawah ini. kita tahu kalau arus basis merupakan arus yang melalui sambungan PN basis-emitor, dan untuk mengaktifkan transistor, sambungan PN basis-emitordioda tersebut harus menjadi bias maju, dimana saat bias maju akan terjadi drop tegangan maju sebesar 0,7 volt pada sambungan PN basis-emitor tersebut. Transistor model Dioda-sumber arus Melihat polaritas tegangan sambungan PN basis-emitor, dan beban resistor. Kita bisa melihat kalau kedua tegangan ini dijumlahkan akan menjadi tengangan yang sama dengan tengangan input, sesuai dengan hukum tegangan kirchhoff. Dengan kata lain tegangan output tegangan beban akan selalu menjadi kurang 0,7 volt dari tegangan input. Cutoff terjadi pada tegangan input dibawah 0,7 volt dan saturation kejenuhan terjadi pada saat tegangan input lebih besar dari tegangan baterai yang ditambah 0,7 volt. Karena sifat atau perilakunya yang seperti ini, dimana beban tegangan emitor mengikuti tegangan input. sirkuit penguat common-kolektor juga dikenal sebagai tegangan pengikut, atau emitor pengikut penguat. Menerapkan sirkuit penguat common-kolektor ke amplifikasi sinyal AC membutuhkan input dengan bias yang sama dalam sepanjang siklus, oleh karena itu tegangan DC harus ditambahkan ke sinyal input AC untuk menjaga agar transistor selalu dalam mode aktif selama atau sepanjang siklus. Perhatikan gambar dibawah ini. penguat common kolektor tegangan pengikut Gambar dibawah ini menunjukkan hasil simulasi, bahwa tegangan output sirkuit tersebut tergantung atau mengikuti tegangan inputan. Gambar dibawah ini juga menjelaskan kalau tegangan output dan input memiliki amplitudo puncak ke puncakpeak to peak yang sama. Tegangan output V3 mengikuti tegangan input V1 Perhatikan juga gambar dibawah ini, yang menganalisa beberapa titik penting pada rangkaian tersebut dengan osiloskop. common-kolektor bukan pembalik tegangan. keuntungan tegangan = 1 Pada penguat amplifier dengan konfigurasi seperti ini tidak akan memperoleh penambahan tegangan, melainkan hanya penguatan arus. Jika pada artikel sebelumnya bagaimana konfigurasi penguat common-emitor memiliki penguatan arus yang sama dengan nilai β transistor, yang dimana β merupakan rasio beberapa kali penguatan dari arus basis arus pengendali, atau dengan kata lain β merupakan rasio perbandingan antara arus kolektor dan arus basis. Pada konfigurasi penguat common-kolektor, beban terletak seri dengan emitor, sehingga besarnya penguatan arus sama dengan besarnya arus emitor. Dan besarnya arus emitor sama dengan arus kolektor yang ditambah dengan arus basis β ditambah 1. Sekali lagi, transistor PNP juga bisa digunakan dalam konfigurasi penguat common-kolektor seperti halnya transistor NPN. Perhitungan keuntungan dari penguatan semua sama, namun yang beda hanya pada polaritas tegangan atau arah aliran arus. Seperti yang ditunjukkan oleh gambar dibawah ini. amplifier penguat common-kolektor versi PNP Aplikasi paling populer dari konfigurasi penguat common-kolektor adalah sebagai pengatur tegangan power supply DC. Dalam hal ini, dimana tegangan sumber yang tidak diatur atau yang berubah-berubah bervariasi, akan dipotong atau dibatasi sehingga menjadi nilai tegangan yang diinginkan serta stabil untuk dipasok ke beban. Dan fungsi regulator tegangan bisa didapat dari dioda zener, seperti yang ditunjukkan gambar dibawah ini. Bagi yang belum tahu, apa itu dioda zener? Bisa buka artikel sebelumnya yang membahas tentang “Dioda zener sebagai regulator tegangan”. Dioda zener sebagai regulator tegangan Namun bila mode ini langsung digunakan, jumlah arus yang mungkin diberikan ke beban akan menjadi sangat terbatas. Karena pada dasarnya sirkuit ini, mengatur tegangan beban dengan menjaga arus yang melalui resistor seri dengan tahanan yang cukup tinggi, agar semua tegangan yang berlebih bisa jatuh diatasnya. Dan salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan penanganan arus dari rangkaian regulator seperti ini adalah dengan menggunakan transistor dengan konfigurasi common-kolektor untuk memperkuat arus ke beban, sehingga rangkaian dioda zener hanya menangani arus yang diperlukan oleh basis transistor. Seperti pada gambar dibawah ini. Aplikasi common-kolektor regulator tegangan Dan perlu diingat, hasil rangkaian tersebut akan menghasilkan tegangan beban yang sama dengan tegangan zener dikurangi 0,7 volt. Pengurangan tegangan zener ini terjadi karena adanya drop tegangan maju basis-emitor, yang sebesar 0,7 volt. Dan perbedaan 0,7 volt ini akan konstan dalam berbagai beban arus, oleh karena itu dalam aplikasi ini pemilihan rating dioda zener bisa dilebihkan 0,7 volt. Terkadang penguatan arus yang tinggi dari satu atau single-transistor dengan konfigurasi common-kolektor tidak cukup bila digunakan dalam aplikasi tertentu. Jika hal seperti ini terjadi, maka beberapa transistor dapat digunakan secara bersamaan atau saling dihubungkan, dan konfigurasi transistor seperti ini biasa dikenal sebagai konfigurasi pasangan darlington Darlington pair. Seperti yang ditunjukkan oleh gambar dibawah ini. Sepasang darlington NPN Pasangan darlington pada dasarnya menempatkan satu transistor sebagai beban common-kolektor dari transistor lain. Sehingga mengalikan penguatan arus masing-masing. Arus basis dari transistor kiri-atas, diperkuat oleh emitor transistor yang terhubung langsung dengan basis transistor kanan-bawah yang juga diperkuat, dan hasil penguatan arus keseluruhan adalah sebagai berikut Dan tegangan beban pada konfigurasi ini akan sebesar tegangan input yang dikurangi 1,4 volt. Perhatikan gambar dibawah ini. Darlington pair dengan konfigurasi common-kolektor akan kehilangan tegangan sebesar 2 kali tegangan drop dioda Pasangan darlington Darlington pair dapat dibeli dalam sebuah komponen diskrit dua transistor dalam satu paket, atau bisa juga dibuat dari sepasang transistor individu. Dan tentu saja, bila diinginkan penguatan arus yang lebih besar lagi, darlington triplet atau quadruplet dapat dibuat seperti halnya contoh diatas. Sampai disini dulu artikel penguat common-kolektornya. baca juga artikel tentang amplifier yang lainnya dengan konfigurasi yang berbeda, seperti "Penguat common-emitor" dan "Penguat common-basis". semoga artikel-artikelnya bisa bermanfaat. amiin...